Gempa 4.2 Guncang Aceh Selatan, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Bencana Alam

ratudetektif.com – Pada Jumat malam (11 Juli 2025), wilayah Aceh Selatan kembali diguncang gempa bermagnitudo 4.2 dengan episenter di laut dan kedalaman dangkal 11 km, menurut data resmi BMKG. Meski skala magnitudo tergolong sedang, getaran masih terasa di sekitar pesisir. BMKG memastikan gempa ini tidak berpotensi tsunami, namun masyarakat tetap disarankan tenang dan waspadai gempa susulan.

Data & Analisis BMKG soal Gempa

BMKG mencatat gempa terjadi pada pukul 19.45 WIB dengan magnitudo awal 5.2, kemudian direvisi menjadi 4.2, dengan kedalaman 11 km dan episenter berada 15 km tenggara Aceh Selatan.
Karena kedalamannya dangkal dan terjadi di zona subduksi lempeng Indo-Australia—yang terus bergerak di bawah Sunda—gempa ini diklasifikasikan sebagai gempa tektonik dangkal.
BMKG menegaskan pemodelan gempa menempatkan peristiwa ini aman dari tsunami berdasarkan mekanisme oblique-normal (pergerakan mendatar dan turun) serta lokasi episenter yang jauh dari pantai.

Dampak Gempa & Area Terdampak

Getaran gempa Aceh Selatan dilaporkan terasa kuat hingga intensitas MMI IV di daerah Aceh Selatan dan Simeulue, serta tingkat III di Banda Aceh, Aceh Besar, Sigli, dan daerah sekitarnya.
Di luar Aceh, getarannya juga dirasakan di wilayah Medan dan Gunung Sitoli, meski hanya intensitas MMI II, yang menyebabkan benda ringan bergoyang.
BPBD setempat kemudian meninjau kondisi bangunan publik dan permukiman penduduk, memastikan tidak ada kerusakan fisik signifikan serta menghimbau masyarakat tetap waspada terhadap gempa susulan.

Sejarah Gempa Tektonik di Aceh Selatan

Zona subduksi di lepas pantai barat Sumatra memang rutin menjadi sumber gempa tektonik menengah hingga kuat.
Contoh lain: gempa magnitudo ~5,0–6,2 pernah terjadi Januari 2025 dan akhir 2024, dengan episenter di laut lepas Aceh Selatan—semuanya berpotensi tsunami namun dinyatakan aman karena kedalaman relatif dalam (>20 km).
Kondisi seperti ini mempertegas bahwa meski gempa rutin terjadi, mitigasi dini dan edukasi publik tetap penting untuk mengurangi risiko psikologis masyarakat.

Langkah Antisipasi & Mitigasi

BMKG dan BPBD aan menyarankan langkah mitigatif berikut:

  1. Siapkan tas darurat (P3K, air minum, senter, radio) serta perabot tahan guncangan.

  2. Perkuat struktur bangunan dan hindari aktivitas di dekat retakan atau area rawan longsor di pantai.

  3. Latihan evakuasi rutin, terutama di sekolah dan pos kesehatan, serta tetap tenang saat gempa terjadi.
    Masyarakat diminta pantau kanal resmi BMKG untuk info gempa dan potensi susulan.

Pemantauan & Komunikasi Aftershock

BMKG mencatat beberapa gempa susulan setelah gempa utama pada 18.03–19.45 WIB, dengan magnitudo terbesar mencapai 3,8.
PVMBG dan BMKG terus memantau data seismogram serta memperingatkan warga melalui aplikasi InfoBMKG dan pos pengamatan.
Warga dihimbau agar hanya mengikuti informasi dari kanal resmi dan tidak menyebarkan kabar hoaks yang dapat menimbulkan kepanikan.

Gempa bermagnitudo 4.2 di Aceh Selatan Jumat malam lalu—meski dirasa cukup kuat di sekitar pantai—berdasarkan analisis BMKG, tidak berpotensi tsunami. Gempa ini berasal dari aktivitas subduksi lempeng tektonik dangkal dan menghasilkan beberapa gempa susulan. Meskipun tidak menimbulkan kerusakan besar, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa susulan tetap penting untuk menghindari potensi risiko.