◆ Kronologi Erupsi Gunung Lewotobi
Gunung Lewotobi yang terletak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali erupsi pada tahun 2025. Letusan kali ini tergolong cukup besar, dengan lontaran abu vulkanik yang mencapai ketinggian ribuan meter ke udara. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) segera menetapkan status siaga, melarang aktivitas warga maupun wisatawan di radius tertentu.
Erupsi terjadi secara tiba-tiba pada dini hari, membuat warga sekitar panik. Banyak yang terpaksa mengungsi ke tempat aman. Aktivitas penerbangan di Bandara Frans Seda, Maumere, juga sempat terganggu karena abu vulkanik yang menyelimuti udara. Beberapa penerbangan domestik terpaksa dibatalkan.
Bagi masyarakat lokal, erupsi bukan hal asing, sebab Gunung Lewotobi dikenal sebagai salah satu gunung berapi aktif di Indonesia. Namun, skala erupsi kali ini cukup besar sehingga menimbulkan kekhawatiran meluas, terutama bagi sektor pariwisata NTT yang sedang berkembang pesat.
◆ Dampak Langsung bagi Masyarakat dan Wisatawan
Dampak erupsi langsung dirasakan oleh warga sekitar dan wisatawan yang kebetulan sedang berada di wilayah Flores Timur. Ribuan warga harus mengungsi, sementara wisatawan terpaksa membatalkan agenda perjalanan ke beberapa destinasi populer di sekitar gunung.
Hotel dan penginapan di wilayah Maumere dan Larantuka mengalami lonjakan pembatalan reservasi. Agen perjalanan juga banyak menerima permintaan refund dari turis lokal maupun mancanegara. Beberapa kegiatan wisata alam seperti hiking, snorkeling, dan kunjungan ke desa adat di sekitar kawasan terdampak dihentikan sementara.
Selain kerugian finansial, erupsi juga menimbulkan trauma bagi sebagian wisatawan. Banyak yang merasa khawatir untuk kembali ke daerah rawan bencana dalam waktu dekat. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana nasib sektor pariwisata NTT pasca-erupsi?
◆ Pariwisata NTT yang Terhenti
Sebelum erupsi, Nusa Tenggara Timur sedang menikmati popularitasnya sebagai destinasi wisata unggulan Indonesia. Selain Labuan Bajo dengan komodo, Flores Timur dan sekitarnya mulai dikenal karena keindahan alamnya yang eksotis dan budaya lokal yang unik.
Namun, erupsi Gunung Lewotobi 2025 menghentikan sementara momentum positif ini. Banyak destinasi yang seharusnya ramai wisatawan pada musim liburan menjadi sepi. Operator tur pun merugi karena tidak bisa menjalankan program perjalanan yang sudah dijadwalkan jauh hari sebelumnya.
Pemerintah daerah bersama Kementerian Pariwisata berusaha meredam kepanikan dengan meluncurkan kampanye wisata alternatif. Destinasi lain di NTT, seperti Kupang, Rote, dan Alor, dipromosikan sebagai pilihan aman bagi wisatawan.
◆ Respon Pemerintah dan Aparat
Pemerintah pusat bergerak cepat dengan mengirimkan bantuan logistik bagi warga terdampak. Selain itu, BNPB dan Basarnas juga mengerahkan tim untuk membantu evakuasi. Aparat TNI dan Polri dikerahkan untuk menjaga keamanan di area pengungsian dan memastikan distribusi bantuan berjalan lancar.
Dari sisi pariwisata, Kementerian Perhubungan segera mengatur ulang jalur penerbangan. Maskapai diminta menyesuaikan jadwal untuk menghindari abu vulkanik. Sementara itu, pemerintah daerah fokus menenangkan wisatawan mancanegara dengan menyediakan informasi resmi dalam berbagai bahasa.
Langkah-langkah ini penting untuk mencegah munculnya stigma negatif terhadap pariwisata Indonesia, khususnya di NTT.
◆ Sorotan Media dan Internasional
Erupsi Gunung Lewotobi 2025 mendapat sorotan media nasional dan internasional. Media asing menyoroti bagaimana Indonesia, sebagai negara dengan ratusan gunung berapi aktif, terus menghadapi tantangan bencana alam.
Banyak artikel menyebutkan bahwa meski rawan bencana, keindahan alam Indonesia tetap menjadi daya tarik. Tantangannya adalah bagaimana pemerintah mampu mengelola risiko dengan baik sehingga wisatawan tetap merasa aman.
Sorotan internasional ini sekaligus menjadi peluang. Jika Indonesia mampu menunjukkan kesiapan dalam mitigasi bencana, citra positif sebagai destinasi wisata yang aman akan semakin kuat.
◆ Strategi Pemulihan Pariwisata
Untuk memulihkan sektor pariwisata pasca-erupsi, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan:
-
Promosi Wisata Alternatif – Mendorong wisatawan berkunjung ke destinasi lain di NTT yang tidak terdampak erupsi.
-
Edukasi Wisatawan – Memberikan informasi jelas tentang mitigasi bencana agar turis merasa aman.
-
Kolaborasi dengan Komunitas Lokal – Mengaktifkan kembali ekonomi warga dengan melibatkan mereka dalam promosi dan pelayanan wisata.
-
Penguatan Infrastruktur – Meningkatkan fasilitas transportasi dan evakuasi di kawasan rawan bencana.
Jika strategi ini dijalankan dengan baik, pariwisata NTT bisa bangkit lebih cepat dari dampak erupsi.
Kesimpulan
Erupsi Gunung Lewotobi 2025 menjadi ujian besar bagi sektor pariwisata NTT. Meski sempat menghentikan aktivitas wisata, dengan strategi tepat, krisis ini bisa berubah menjadi momentum untuk memperkuat sistem pariwisata yang lebih aman dan berkelanjutan.
◆ Penutup
Bencana alam adalah kenyataan yang tidak bisa dihindari, terutama di negeri kepulauan seperti Indonesia. Namun, dengan kesiapan, kolaborasi, dan inovasi, sektor pariwisata bisa tetap bertahan. Erupsi Lewotobi 2025 adalah pengingat bahwa keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama dalam dunia traveling.
Referensi: